• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

#10YearChallenge

<a href=’https://www.freepik.com/photos/clouds’>Clouds photo created by jcomp – www.freepik.com</a>

Oleh: Japar Siddiq, M.Pd (Manajer GA An Nahl Islamic School)

Di Awal tahun 2019 ini dunia medsos dihebohkan dengan fenomena #10yearchallange. Sekarang coba perhatikan foto yang kita buat, lalu renungkan foto tersebut baik-baik dan tanyakan kepada diri kita apakah sekarang ini kita semakin sholeh atau malah makin salah?, apakah hafalan kita semakin nambah atau malah semakin payah?. Silahkan introspeksi diri masing-masing karena bisa jadi foto tersebut menjadi salah satu sarana muhasabah untuk kita semua.

Ini tidak hanya sekedar apa yang berubah, apa yang berbeda atau apa yang masih sama dari foto tersebut, tapi lebih dari itu sudah berapa banyak amal shaleh yang telah kita perbuat? sudah berapa banyak dosa yang telah kita lakukan? atau sudah berapa banya ayat Quran yang telah kita hafal selama 10 tahun ini?, karena foto tersebut bukan hanya untuk diperhatikan saja tapi untuk direnungkan.

Muhasabah berarti mengintropeksi akan diri sendiri, menghitung diri dengan amal-amal perbuatan yang pernah di masa-masa yang sudah lalu. Manusia yang beruntung adalah manusia yang senantiasa memperbaiki diri dan selalu mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang kekal abadi kelak di akhirat, hakikat keberuntungan dan kesuksesan ialah manusia yang selamat kelak di akhirat.

Telah tersuratkan di dalam al Quran, mengenai makna hakekat muhasabah seperti yang tersurat di dalam surat al Hasyr, ayat 18: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS.Al-Hasyr (59) :18).

Di dalam hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,  Dari Syadad bin Aus radiallohuanhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau berkata, “Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah subhanahu wa ta’ala”. (HR. Imam At Tirmidzi).

Dengan senantiasa melaksanakan muhasabah di setiap waktu atau setiap detik, maka seorang hamba tidak akan menyianyiakan waktu yang telah Allah berikan dalam kehidupannya. Di sisa umurnya seorang hamba akan dengan sebaik-baiknya memanfaatkan waktunya untuk berbuat baik demi meraih keridhaan Allah. Wallahu a’lam

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan