• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

ADAB KA LINGKUNGAN

Oleh Ruri Prasetyowati, M.Pd

Lingkungan merupakan suatu sistem terdiri atas komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai suatu kesatuan. Atau seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Atau bisa juga dikatakan sebagai suatu sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem. Lingkungan sendiri terdiri atas unsur biotik (manusia, hewan, dan tumbuhan) dan abiotik (udara, air, tanah, iklim dan lainnya).

Manusia sesuai dengan tujuan penciptaannya adalah menjadi khalifah yang mengandung arti pengayom, pemeliharaan, dan pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi. Manusia dikarunia kecerdasan yang lebih jika dibandingkan dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban menjaga hubungan yang baik, bukan hanya kepada Allah saja, hubungan yang baik dengan sesama tetapi juga hubungan yang baik dengan makhluk lainnya, seperti halnya tanaman dan hewan.

Allah menciptakan manusia sebagai pemakmur bumi, diamanahkan untuk menjaga dan melestarikan alam. Di dalam perang sekalipun Islam melarang untuk merusak tumbuhan dan memotong pohon. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat menjaga kelestarian lingkungan. Seperti yang kita ketahui, di alam semesta ini, seluruh makhluk, tak terkecuali hewan dan tumbuhan senantiasa bertasbih kepada Allah. Seperti yang terdapat dalam firman Allah surah An Nur: 41: 

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya Bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Dalam hubungan timbal balik manusia dengan makhluk lain pun juga sudah diatur. Maka dalam hubungan manusia dengan makhluk lain terdapat dua hal mendasar yaitu, istifadah yang artinya mengambil manfaat dan al Muhadadzah yang maknanya menjaga dan melestarikan. Islam telah mengatur segala hal dengan sempurna dan seimbang.

Syekh Yusuf Al Qardhawi  dalam bukunya Ri’ayat al Bi’ah fi syariat Al Islam (2001), menjabarkan, terdapat delapan fokus utama dalam menjaga alam dalam Islam, yaitu:

  1. Penghijauan dan reboisasi

Penghijauan adalah upaya yang dilakukan untuk untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar mampu berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air ataupun sebagai pelindung yang terjadi terhadap lingkungan. Penghijauan juga bisa dimaknai sebagai suatu proses merubah lingkungan hidup seperti ruangan, gaya hidup, citra, merek menjadi lebih ramah lingkungan. Penghijauan pada dasarnya bukanlah hal yang sulit dilakukan, tapi membutuhkan kesadaran bahwa perlu untuk dilakukan agar dapat menjaga kelestarian lingkungan. 

Istilah penghijauan dan reboisasi pada dasarnya hampir sama, karena sama-sama bertujuan untuk rehabilitasi ataupun pemulihan lahan kritis. Tapi perbedaan keduanya adalah pada “sasaran lokasi” dan juga “kesesuaian jenis tanaman” yang ditanam pada masing-masing lokasi kegiatan.

Reboisasi atau dalam bahasa Inggris yaitu reforestation adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alami, mengurangi dampak pemanasan global karena hutan dapat menyerap karbon dioksida di lapisan atmosfer, dan sebagai penyedia sumber daya, khususnya kayu, tetapi juga hasil hutan non-kayu.

Pelajaran tentang penghijauan dapat dirujuk di Al quran surat Al An’am: 99, As Sajadah: 27 dan An Naml: 60.

  1. Menjaga kebersihan dan kesucian

Pelajaran menjaga kebersihan dan kesucian adalah hal yang mendasar bagi seorang muslim. Kebersihan dan kesucian yang bukan hanya secara lahiriah namun juga secara batiniah. Konsep ini merupakan pangkal syarat melaksanakan kegiatan ibadah dan aktivitas lainnya.  Dalam kaitannya dengan adab terhadap lingkungan, kebersihan dan kesucian hati tak bisa lepas dari seorang muslim. Karena muslim yang menjaga kebersihan dan kesuciannya lah yang bisa melaksanakan amanah dengan baik. Termasuk salah satunya menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Pelajaran menjaga kebersihan dan kesucian terdapat pada Quran surat At Taubah: 108.

  1. Pengelolaan sumber daya alam

Pengelolaan sumberdaya alam merupakan pengelolaan lahan, air, tanah, tumbuhan, dan hewan, dengan fokus terutama pada pengelolaan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia, baik untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Pengelolaan sumberdaya alam berkaitan dengan interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Oleh karena itu harus dijaga dan dipertahankan keberadaannya. Dengan demikian kegiatan apapun yang dilakukan harus menjaga kestabilan ekologi yang selanjutya dipergunakan untuk melindungi dan menjaga keseimbangan alam. Setiap muslim pastinya sadar bahwa setiap apa yang diamanahkan pasti akan diminta pertanggung jawabannya. Seperti halnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan alam. Karena setiap hal yang terdapat atau terjadi saling berkaitan dan bertimbal balik. Pelajaran ini terdapat di Al Quran Surat Luqman: 20.

  1. Menjaga sumber daya manusia

Dalam Al quran surat Ibrahim: 7, mengajarkan manusia untuk senantiasa bersyukur terhadap nikmat Allah dengan bertauhid dan taat. Menjaga sumber daya manusia dalam upaya menjaga alam merupakan salah satu hal yang penting. Karena sumber daya manusia yang baik dan amanah yang bisa mengelola sumber daya alam dengan baik dan bermanfaat untuk seluruh makhluk. Hal itu juga sebagai bentuk ketaatan kepada Allah sebagai pencipta.

Syaikh As Sa’diy menerangkan tentang pengertian syukur, yaitu mengakui dengan hati nikmat Allah, memuji Allah terhadapnya, dan mengarahkan nikmat tersebut untuk mencari ridha Allah Ta’ala, sedangkan kufur adalah kebalikan dari itu. Menjaga kelestarian lingkungan merupakan wujud syukur kita atas nikmat sumber daya alam yang telah Allah sediakan dengan melimpah. 

  1. Berlaku baik terhadap alam 

Allah menciptakan bumi dan seisinya dengan seimbang, proposional, terukur dan saling berkaitan yang terdiri dari berbagai unsur dan elemen dengan keragaman yang sangat besar dalam bentuk, proses dan fungsinya. Berbagai unsur dan elemen yang membentuk alam tersebut diciptakan Allah untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan tugas kehidupannya di muka bumi, sekaligus merupakan bukti Allah sebagai Maha Pencipta dan Pemelihara alam.

Dalam  Islam, alam mempunyai eksistensi riil, objektif serta bekerja sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku tetap (qadar) bagi alam. Manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam adalah saling membutuhkan, saling terkait dengan makhluk yang lain. Allah memerintahkan manusia untuk selalu berbuat baik, kepada sesama manusia dan makhluk lainnya termasuk salah satunya berbuat baik kepada lingkungan. Allah dengan jelas menyampaikannya dalam surat Al Baqarah : 195.

  1. Menghindari perusakan

Bagi umat Islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional.  Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah sebagai bentuk ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT yang berimbalan pahala.  Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-Nya. Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. Al Qashash: 77.

Jadi menjaga lingkungan merupakan bentuk ketaatan kepada Allah. Menjaga lingkungan juga berarti menjaga amanah.  Tong nyapelekeun. Jangan menyepelekan. Kita jaga Alam, Allah jaga kita. Insyaallah. Wallahu ‘alam.

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan