• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

ADAB PADA DIRI SENDIRI DALAM PANDANGAN ISLAM

oleh M. Zaki Waluya

Islam telah mengatur semua unsur kehidupan kita sampai ranah terkecil. Muslim dituntun untuk menjalani segala aspek kehidupan dengan menerapkan adab-adab dalam Islam. Bukan hanya mengatur pada ranah adab kepada sesama, melainkan juga harus memperhatikan adab kepada diri nya sendiri.  Menerapkan adab terhadap diri sendiri merupakan hal yang sangat mempengaruhi terhadap kebahagiaannya baik di dunia dan akhirat.

Dalam firman Allah SWT:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Asy-Syams: 9-10)

Begitu pula sabda Rasulullah Sollahu alaihi wasallam:

“Kalian semua masuk surga , kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapa orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Orang yang menaatiku pasti masuk surga. Orang yang mendurhakaiku, berarti dia enggan.”

Rasulullah juga bersabda, “Bertakwalah pada Allah dimanapun kalian berada; susul lah perbuatan buruk dengan melakukan perbuatan baik, niscaya itu akan menghapuskannya; dan pergaulilah sesama manusia dengan akhlak yang baik.” (HR Ahmad)

Jelaslah bagi seorang muslim tentunya harus senantiasa mendidik, menyucikan dan membersihkan jiwanya. Seorang muslim  harus senantiasa menjaga jiwanya dengan mengamalkan adab-adab yang dapat menyucikan dan membersihkan noda-noda yang dapat mengotori jiwanya. Menerapkan adab-adab pada diri sendiri yaitu dengan menjauhkan diri dari segala keyakinan yang tidak sohih, menghindari ucapan dan perbuatan yang tidak baik yang dapat merusak dan mengotori jiwanya yang bahkan bisa menjerumuskannya dalam lembah kesesatan. Dalam menerapkan adab pada diri sendiri tentunya kita sebagai seorang muslim harus senantiasa bersungguh-sungguh dalam melakukan perbaikan dalam seluruh aspek kehidupan serta mampu bermuhasabah di setiap waktunya. Mendorong diri untuk selalu melakukan kebaikan dan senantiasa melakukan amal ibadah serta bersungguh-sungguh untuk menjauhkan diri dalam melakukan berbagai bentuk kemungkaran.

Lantas, apa yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim agar kita mampu menerapkan adab terhadap diri sendiri ?

Dalam rangka memperbaiki dan mendidik jiwa agar senantiasa  menjadikan jiwa kita dalam keadaan bersih dan suci, tentunya ada beberapa langkah atau adab terhadap diri sendiri yang harus dilakukan oleh seorang muslim:

  • Selalu Bertaubat

Makna taubat disini adalah membersihkan diri dari segala perbuatan dosa dan maksiat, dengan menyesali semua perbuatan dosa yang telah kita perbuat dan bertekad tidak akan mengulanginya kembali di lain waktu.

Allah SWT berfirman:

“Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya kalian beruntung.” (QS An Nur: 31)

Rasulullah Sollahualaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah azza wa jalla membuka tangan-Nya pada malam hari agar pelaku dosa di siang hari bertaubat, dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku dosa di malam hari bertaubat, hingga matahari terbit dari barat.” (HR Muslim)

  • Merasa diri selalu diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Ketika seorang muslim merasa dirinya selalu berada di bawah pengawasan Allah, maka ia senantiasa yakin bahwa Allah selalu memperhatikannya, mengetahui segala rahasianya, mengawasi segala perbuatannya, dan melakukan semua itu terhadap setiap perbuatan yang dilakukan manusia.

Dengan cara seperti ini, maka kita akan senantiasa menyadari keagungan Allah, merasa dekat dengan Nya dan akan selalu merasakan kenikmatan dalam beribadah dan akan merasa ingin selalu dekat dengan Allah dalam setiap waktunya dan berserah diri hanya kepada Allah semata. Sebagaimana bentuk ‘penyerahan diri’ yang disebutkan dalam firman-Nya:

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia pun mengerjakan kebaikan.” (An Nisa: 125)

Ini merupakan tingkatan adab terhadap diri sendiri yang dicontohkan oleh para salafus solih yang benar-benar berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

  • Berintrospeksi diri

Berintrosfeksi diri atau bermuhasabah bagi seorang muslim merupakan suatu perbuatan dalam melakukan setiap amalan dunia yang dilakukan pada siang dan malam hari dalam kehidupannya hanya demi memperoleh kesenangan akhiratnya dan agar meraih kemuliaan serta ridha Allah SWT. Disamping itu juga dia menyadari bahwa dunia adalah tempat nya untuk beramal. Maka, dia akan beranggapan bahwa  setiap amal-amal wajibnya merupakan modalnya, sedangkan amal-amal sunnah ibarat labanya, dan kemaksiatan dan dosa merupakan kerugiannya.

Dengan berpikir seperti itu dia akan selalu menghisab dirinya atas segala amalan yang telah diperbuatnya. Ketika dia melihat kekurangan dalam amal wajib nya, maka dia akan mencela dirinya. Kemudian, dia akan menutupi kekurangan tersebut dengan segera.  Bahkan jika bisa diganti, maka dia akan mengqadhanya. Jika tidak bisa diganti, maka dia akan menutupinya dengan banyak melakukan amalan-amalan sunnah. Jika dia menemukan amalan sunah yang kurang, maka dia pun menggantinya. Jika dia melihat suatu kerugian akibat melakukan perbuatan yang dilarang, maka dia memohon ampunan, menyesal, bertaubat dan kemudian beramal saleh. Itulah yang dimaksud dengan muhasabah an-nafs (menghisab diri) sebagaimana Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Hasyr: 18)

Demikianlah adab terhadap diri sendiri dalam pandangan Islam yang harus dilakukan seorang muslim untuk menjaga, mendidik, dan menyucikan jiwanya. 

 

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan