Oleh: Diki Ramdani, S.S.I
(Guru PAI SMP An Nahl Islamic School)
Sebagai lembaga yang konsisten dalam menanamkan adab, An Nahl Islamic School Ciangsana pada hari Senin, 10 Januari 2022, kembali menyelenggarakan Dauroh Adab bagi seluruh karyawannya. Melalui dauroh ini diharapkan agar seluruh karyawan dapat kembali memupuk dan me-refresh nilai-nilai adab yang mungkin selama ini sempat “layu”. Acara yang diselenggarakan di Masjid An Nahl ini terbagi kepada 3 sesi; sesi pertama, yaitu pemaparan materi tentang adab-adab guru yang disampaikan oleh Ustadz. Abu Hanif Ali Patada, Lc., MA., sesi kedua, diampu oleh Ustadz. Dr. Muhammad Ardiansyah, M.Pd., dengan materi adab-adab murid, dan sesi ketiga materi tentang kepenulisan disampaikan oleh Ustadz. Japar Sidiq, M.Pd
Sebagaimana lazim diketahui, bahwa semua lembaga pendidikan memiliki visi dan misi untuk mencetak generasi terbaik untuk masa depan bangsa ini. Hal ini juga selaras dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri, yakni diantaranya membentuk sikap dan perilaku manusia yang beradab dan berilmu. Dengan pendidikan juga manusia dapat memiliki masa depan yang cerah dan bisa lebih banyak memberi manfaat bagi yang lain, bahkan dapat dikatakan bahwa maju-mundurnya suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikannya. Tak heran Jika Waren Buffet mengatakan; investasi terbaik adalah pendidikan dan pengalaman. Oleh sebab itu, mari kita lihat ayat Al-Qur’an yang menggambarkan hancurnya suatu bangsa disebabkan robohnya adab dan ilmu. Dalam Q.S Al-An’am ayat 140, Allah subhanahu wata’aala berfirman:
قَدْ خَسِرَ الَّذِيْنَ قَتَلُوْٓا اَوْلَادَهُمْ سَفَهًاۢ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَّحَرَّمُوْا مَا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ افْتِرَاۤءً عَلَى اللّٰهِ ۗقَدْ ضَلُّوْا وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْن
Artinya: “Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat-buat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk”. (Surat Al-An’am:140)
Ayat ini menjelaskan kerugian orang-orang musyrik yang melakukan tindakan kriminal dengan membunuh anak-anak mereka. Dimulai dengan diksi (قد خسر) yang memiliki arti “benar-benar merugi”, mengapa demikian? Karena kerugiannya tidak hanya menimpa si pelakunya saja tapi juga keluarga, masyarakat, lingkungan, dan keluarganya. Tidak hanya sampai di situ, akal sehat, jiwa, kehormatannya juga turut tandas tergerus oleh kerusakan adabnya itu.
Lantas apa penyebab kriminalitas ini terjadi? Jawabannya ada pada diksi selanjutnya, yakni pertama, (سفها) yang memiliki makna antara lain, kebodohan, kepicikan atau kelemahan akal, sehingga pelakunya melakukan aktivitas tanpa dasar, baik karena tidak tahu atau tidak mau tahu, atau tahu tapi melakukan yang sebaliknya akibat keangkuhan. Demikian Quraish Shihab menjelaskan dalam tafsirnya.
Yang kedua adalah (بغير علم) artinya “tanpa ilmu pengetahuan”. Jadi, kebodohan dan sempitnya ilmu pengetahuan yang membawa seseorang kepada tindakan kriminal dan tingkah yang tidak terhormat. Ayat ini menggambarkan prilaku orang-orang musyrik sebelum datangnya ajaran Islam, oleh karenanya disebut dengan masa jahiliah.
Dari sini kita patut mengambil pelajaran, bahwa pendidikan merupakan aspek terpenting untuk menjaga bangsa ini dari dekadensi moral, semakin tinggi kualitas pendidikan suatu bangsa semakin tinggi pula derajat dan martabat yang dapat diraih, rasa aman dan kemakmuran pun akan turun menyelimuti kehidupan kita.
Proses pendidikan yang baik bukan hanya sekedar transfer ilmu, tapi juga pembentukan karakter yang dapat membawa seseorang kepada kehidupan yang beradab sehingga menjadi baik dan lebih baik lagi. Dengan demikian orang yang berpendidikan dapat dikatakan sebagai orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan terhindar dari kesesatan.
Terjadinya kriminalitas dan pidana berupa, perampokan, pencurian, pemerkosaan, perzinaan dan lain sebagainya, disebabkan oleh nilai edukasi yang rendah dari keluarga dan juga lingkungan. Namun, di sisi lain bisa saja edukasi seseorang tinggi tapi tidak membentuk karakter kepribadian, sehingga tidak jarang orang-orang yang pintar, pendidikannya tinggi melakukan penyimpangan-penyimpangan, seperti korupsi dan lain sebagainya.
Inilah yang seharusnya menjadi perhatian bersama, bahwa nilai pendidikan adalah hal yang harus diprioritaskan demi terwujudnya keadaban bangsa. mari kita mulai dari keluarga kita sendiri. semoga….
Bagikan Artikel Ini :