• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

Semakin Ku Kejar Semakin Ku Lelah

Oleh: Japar Siddiq, M.Pd (Manajer GA An Nahl Islamic School)

Pernahkah kita melihat orang yang bekerja keras mati-matian demi mengejar harta benda keduniaan, tapi malah kelelahan, dan tak kunjung membaik nasibnya? Sementara di tempat yang berbeda ada orang yang tak ambisius terhadap dunia tapi malah seolah harta dan kedudukan mengejar dirinya, berlimpah harta dan dihormati orang.

Sungguh hal yang demikian bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab, segala sesuatu di dunia ini berada dalam pengaturan Allah. Tak ada yang luput dari aturan-Nya. Dan aturan-aturan Allah itu termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan cerai beraikan urusannya,  lalu Allah akan jadikan kefakiran selalu menghantuinya, dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan, barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Allah akan ringankan urusannya, lalu Allah isi hatinya dengan kecukupan, dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tak minta”. (HR Baihaqi dan Ibnu Hibban)

Salah satu di antara sekian aturan yang Allah tetapkan adalah Hadits Qudsi yang terjemahannya berbunyi, “Wahai dunia, layanilah siapa yang taat kepadaku, dan perbudaklah siapa yang mencintaimu”.

Dari aturan yang satu ini, maka orang-orang yang melaksanakan ketaatan kepada Allah, niscaya mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 97, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Kehidupan yang baik ini, menurut beberapa ahli tafsir, berupa kemudahan rezeki, atau kelapangan hati untuk selalu qana’ah atas pemberian Allah, atau mudahnya hati untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah. Ada juga ahli tafsir yang mengartikan kehidupan yang baik sebagai kehidupan di surga.

Bandingkan dengan orang-orang yang kehidupannya semata-mata untuk mengejar dunia. Mereka dilanda keletihan. Saat mereka memiliki banyak harta, mereka tidak memiliki waktu luang untuk diri mereka sendiri, keluarga, masyarakat apalagi untuk agama Allah. Waktunya tersita oleh kelelahan mengejar dunia.

Benarlah ungkapan yang selama ini beredar di masyarakat “kejar dunia akhirat nggak dapat, kejar akhirat dunia ngikut”. Maka, dari pada kita mengalami dua kerugian akibat mengejar dunia yaitu kehilangan pahala sekaligus kelelahan mengejar dunia yang tak kunjung dapat, sungguh lebih baik kita beroleh dua keuntungan yakni mendapat akhirat dan dikejar rezeki duniawi. Wallahu a’lam

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan