• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

SIFAT-SIFAT ANAK DALAM AL-QUR’AN

Oleh: Ade Istiqomah, S. Pd. I (Guru PG An Nahl Islamic School)

Anak adalah sebuah amanah yang dititipkan Allah untuk setiap orang tua, masing-masing anak memiliki banyak sifat, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an. Allah menerangkan tentang banyak sifat yang dimiliki oleh setiap anak dan semua berbeda. Ada 4 sifat yang dimiliki oleh anak dan diantara kita sebagai orang tua pasti akan memiliki salah satu sifat tersebut diantaranya :

  1. Anak itu sebagai Perhiasan

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik”. (Qs. Ali ‘Imran:14)

Salah satu sifat anak yaitu menjadi perhiasan bagi kedua orang tuanya. Kita sering mendapati anak-anak sebagai perhiasan, Orang tuia sering membangga-banggakan anak tanpa merasa risih untuk merendahkan dirinya sendiri. Sebagai contoh : ada orang tua yang bercerita tentang anaknya, “walaupun saya tidak hafal Al-qur’an, akan tetapi anak saya hafal 5 juz”.

Dari contoh diatas, sesungguhnya orang tua rela merendahkan dirinya, karena ia berhias dengan anaknya ketika anaknya memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh dirinya.

  1. Anak itu bisa menjadi Musuh

“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Qs. At Taghabun:14)

Banyak kita dapati baik dari diri kita ataupun orang tua diluar sana yang memiliki salah satu sifat anaknya sebagai musuh. Seperti halnya ketika orang tua menyampaikan sesuatu terhadap anaknya sangat bertolak belakang, Orang tua berkata ke barat sedangkan anaknya berkata ke timur dan anak tersebut membuat orang tuanya meneteskan air mata dan berbalut kesedihan karna anak tersebut menjadi musuh bagi orang tuanya. Sebagai contoh : Ada orang tua yang dijadikan budak oleh anaknya, “ketika anaknya meminta handphone mahal, sang ibu harus rela menabung extra demi membelikan gadget mahal itu walaupun kemampuannya tidak sampai ketahap itu”.

Dari contoh diatas kita benar-benar melihat bahwa ada anak yang menjadi musuh, ketika kita sudah mendapati anak sebagai musuh, seakan-akan semua harta kita menjadi tidak berharga dan semua kenikmatan itu hambar jika kita mendapati hal seperti itu, akan tetapi kita harus faham dibalik semua itu, para ulama menjelaskan ada 2 sebab dan kemungkinan. Yang Pertama : Allah memberikan ujian (Anaknya menjadi  musuh) untuk orang tuanya, karna Allah ingin melihat batas kesabaran yang dimiliki orang tuanya. Yang kedua : Ada salah satu kesalahan, yaitu entah ada satu kewajiban yang tidak ditunaikan oleh orang tuanya sehingga anak tersebut menjadi musuh

  1. Anak itu bisa menjadi Fitnah (Ujian)

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (Qs. At Taghabun:15)

Anak bisa menjadi fitnah bagi orang tuanya. Ada orang tua yang mendapatkan seorang anak tidak sesuai dengan doa yang ia langitkan ketika mengandung. Sebagaimana contoh : “Ada orang tua yang hartanya habis, ketika seorang ibu yang melahirkan anak dalam keadaan cacat atau memiliki kelainan mental, dll”.

Dari contoh diatas, kita bisa memahami bahwa sesungguhnya ada anak yang dilahirkan itu sebagai ujian untuk orang tuanya dan kita harus mengerti bahwa didunia ini anginnya tidak bertiup sesuai dengan kehendak hati kita, karna yang namanya anak itu adalah amanah dan hanya Allah-lah yang bisa menentukan untuk kita.

  1. Anak itu bisa menjadi permata hati

“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa”. (Qs. Al Furqon:74)

Allah memberikan sifat anak sebagai permata hati, yaitu anak yang didamba-dambakan bagi setiap insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, karna sesungguhnya permata hati adalah puncak investasi tertinggi untuk urusan diakhirat.

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan