• info@annahl-islamic.sch.id
    021 – 29218282

TENTANG AKHIR CERITA KITA

oleh Abu Faza Herman

Kita tahu kematian itu dekat, namun amal kita sangat lambat. Kita yakin setiap yang bernyawa akan menjumpai kematian, namun kita masih bersantai di pembaringan.

Lisan kita berucap bahwa wafatnya seorang teman atau sahabat sebagai pengingat. Namun hati kita seperti ingin berlari menghindari kematian.

Apa yang membuat kita lupa akhirat? Oh..ternyata dunia dan fatamorgananya yang kita rasakan begitu nikmat. Sehingga kitapun terbuai dan lalai setiap saat.

Pernahkah mendengar kisah Umair bin Hammam seorang sahabat? Justru ia jemput kematiannya dengan semangat. Saat mengunyah kurma namun ia buang kunyahan itu karena mendengar bahwa setiap yang terbunuh dalam jihad akan masuk surga tanpa hisab. Ia mengatakan “Indah sekali ( kematian itu) ya Rasulullah” Umairpun terobos pasukan musuh dan terbunuh di medan perang badar. Rasulullah mengatakan jika Umair tak cepat sampai di surga berarti ia masih melanjutkan mengunyah kurmanya.

Coba kita renungan kisah di atas, faidahnya sangat besar kapan dan di manapun sahabat yang mulia senantiasa siap menghadapi kematian. sangat berbeda dengan kita hanya lisan yang bicara namun tak membuahkan amal salih apa-apa.

kita mengidamkan kematian yang indah namun kebiasaan hidup kita masih kebiasaan orang-orang rendah.

Bukankah seseorang akan diwafatkan menurut kebiasaannya? Maka biasakanlah amal-amal salih yang akan mengantarkan kita kepada husnul khotimah.

Entah sebentar lagi, entah esok, sebulan lagi, atau kapan…dia akan menjemput kita dan tak peduli dengan pekerjaan kita,  tak peduli dengan sanak keluarga kita, tak peduli dengan setumpuk rencana-rencana duniawi kita.

Maka dengan berita kematian teman dan sahabat hendaklah kita berbenah dengan sebaik-baiknya.hendaklah kita bersiap dengan seebenarnya persiapan. Kita bermuhasabah dalam detik dan menit nafas kehidupan kita.

Kita jadikan kematiannya sebagai nasihat yang menembus ke relung hati kita, bukan hanya di lisan atau dalam ucapan belaka. Sebab akhir hidup kita bukan kita yang merencanakan, namun Allah Azza wajalla. Dan ceritanya akan di dengar oleh teman-teman kita, tetangga kita, bahkan orang-orang yang tidak suka dengan kita.

Begitu singkat. Namun belum terlambat untuk segera kita taubat, karena nyawa belum sampai di kerongkongan dan matahari belum terbit dari barat

Dan jika sudah tamat kisah kitapun tak bisa kita ralat .

Sahabat ! Senantiasalah kita memohon kepada Allah agar kita istiqomah dalam taat.

 

 

Bagikan Artikel Ini :

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Open chat
Butuh Bantuan